Tomorrow General Prayuth’s junta will be its one-month putsch anniversary. I suggest General Prayuth and his generals celebrate by making a solid conciliatory gesture: the release of social activist and anti-coup protest leader Sombat Boonngam-anong from detention. Yes Sombat was/is a Red leader but his campaign was non-violent and his cause was democracy, not Thaksin.
In Sombat’s place, the junta should detain Chalerm Yubamrung and sons instead … indefinitely.
And General Prayuth should start making public pronouncements what his coup had or had not yet accomplished to-date.
And more importantly, General Prayuth by this time should have a firm definite irrevocable time plan on when his junta will withdraw, and, when the new democratic elections are to be held. Next six months, ok?
I can’t comment on the motivations for Carey, and while it is fair enough to argue that Hashim Djokohadikusumu is not Prabowo, Hashim has been involved in some business deals and connected, albeit remotely to some scandals. Jakarta is more like Medici Florence in that nasty things happen: http://www.scmp.com/article/626113/expert-witness-java-artefacts-theft-case-found-dead
please forgive Uuut, he/she is just a consumer of Chauvinism,Blind Nationalism, and Fanatical Religion Doctrin. Product that sold by Prabowo Faction’s campaign team.
Who’s broadcasting propagandas right at this very moment. Are they not the very same gangs who conspired and were benefited from the 2007 coup. Who took away ITV that generated 900 million baht to national revenue and replace it with Thai PBS who cost the national income 2 billion baht on yearly basis.
The real truth in Thailand is the better-off Bangkokian and other upper-middle class urban people can not stomuch the fact that they do not own the country. They could enjoy 70% of national revenue and 1/3 of energy supply but they can’t win a national election. This is a bunch who do not understand that politic is about pitching, selling and delivering since they’ve gained everything without having to ask for.
Election might not be everything in democracy but the worse-off, unaccounted and marginalized have nothing else but our vote.
I think this very long writing leads to nonsense.. ketakutan media yang gagalnya produk ‘jokowi’ mereka. Media nasional yang berfikir bisa mengatur suatu bangsa menunjukkan kita adalah bangsa yang lemah. Gampang ikut2an, tidak punya rasional. Media yang takut itu merupakan media yang kebablasan. Kenapa harus takut kalau tidak membuat kesalahan? Sudah saatnya bangsa indonesia Maju dan tidak dipermainkan oleh media nasional yang konyol dgn masterplannya.
Jangan lupa, ‘junjungan kita’ dalam demokrasi tidak selalu sesempurna yang kita duga. Lihatlah gambaran sederhana dalam video Wealth Inequality in America atau American Winter.
Siapa juga sih yang ‘sudah’ lupa bahwa 2016 ‘mendatang’ bisa jadi trah “Clinton” dan “Bush” lagi yang akan maju dalam pesta demokrasi di negeri ‘junjungan kita’ tersebut.
Demokrasi apa liberalisasi yang dimaksud oleh penulis ya? Apa yang salah dengan sistem semi demokrasi di Singapura? Terbukti dengan sistem tersebut Singapura sangat efisien dalam menentukan kebijakan publik dan eksekusinya. Betul bahwa luasan Singapura tidak seluas Indonesia sehingga kompleksitasnya berbeda, namun patut dicermati bagaimana kompleksitas Singapura di mata dunua sebagai “economic hub” di ASEAN. Tentunya ini memberikan kompleksitas tersendiri yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Dan semi demokrasi (kata penulis di atas) toh tidak lantas kita menjadi bisa memandang remeh mereka.
Demokrasi dalam pandangan saya dapat dikatakan berhasil apabila masyarakat sebagai “pemangku hak” demokrasi tersebut menjalankannya dengan penuh tanggung jawab. Sayangnya kata tanggung jawab ini seringkali sejalan dengan kata “maturitas” yang merupakan fungsi dari pendidikan. Coba kita nilai sendiri tingkat “keterdidikan” atau tingkat “peradaban” bangsa kita saat ini yang memiliki Mall terbanyak di dunia namun untuk berdisiplin di lampu merah saja sulitnya setengah mati. Setelah itu korelasikan tingkat “keterdidikan” tersebut kepada kemampuan mengemban “tanggung jawab” tersebut, dimana tanggung jawab ini adalah syarat penting agar demokrasi dapat berkualitas.
Im thai and i grown up in thailand. All my families there so i know the situation in thailand well. My english husband still going to thailand with me as he know well that nothing dangerous over there.
The way of thai rose she’s speak in her video is herrible languages you guys dont understand because when she interview in english she speak very politely languages but for me and other thai we do know how she speak. It’s bloody rude so better for her to shut up!
You don’t know what you’re talking about, because you can’t understand the article! You’re just angry that people don’t support PS! Go thee to a monastery and educate thyself! Sanctimonious prig!
Menurut pendapat saya, pertama penulis memilih data yang dia ingin tulis. Penulis lupa bahwa Prabowo DIUSIR dari istana oleh Soeharto dan dipisahkan dari istri n anaknya karena dianggap terlalu dekat dengan Amin Rais dkk ketika itu di kubu lawan Soeharto, Prabowo justru dianggap sebagai orang yang menghancurkan Soeharto. Jadi sebenarnya saya melihat posisi Prabowo waktu itu (1998) adalah dihimpit dari 2 sisi, tidak ada ruang bernafas disisi dimanapun. Kedua, saya sendiri tadinya percaya membaca bombardir media bahwa Prabowo garang, galak dll; tetapi apa yang saya saksikan di mana-mana, termasuk di debat capres-cawapres adalah justru yang sebaliknya; bahwa yang “garang dan suka menyerang adalah justru kubu Jokowi-JK. Prabowo justru memperlihatkan bahwa dia adalah orang yang pemaaf, tidak suka menyerang, santun, dan tidak membalas pancingan serangan. Prabowo justru memperlihatkan bahwa dia bahkan “mampu” menyetujui paparan “lawan”nya. Ketiga, referensi yang dipakai penulis adalah dari luar negeri yang meskipun dari dunia akademik, bisa saja memilih data yang mereka inginkan saja untuk mendukung pendapat politik mereka (yang posisi dan purpose nya menulis untuk kita sebagai orang Indonesia tidak kita ketahui!). Selanjutnya, Prabowo memang sudah istimewa sejak di AKABRI. Kalau tidak istimewa, tidak akan mmenjadi menantu Soeharto pada saat itu. Demikian komentar saya. Mohon maaf kalau kurang berkenan.
See what’s going on in Iraq? That could easily have been Thailand were it not for Thailand’s independent and very strong institutions – from the Monarchy to the Royal Thai Army.
Don’t just protect these institutions, look for ways to strengthen and expand them. Thailand’s survival, and our individual livelihoods literally depend on it. Take stock of what is happening in Ukraine, Iraq, and Syria where weakness and social divisions have been exploited by foreign interests, devastating the lives of millions and jeopardizing their nations’ futures.
Do not take for granted the unity and strength Thailand has used to thwart a similar fate from unfolding within its borders
I think this opinion lead by fearness of other country if indonesia become the leader of Asia. So Go Prabowo, make Indonesia ” macan Asia”. Don’ t let other country lead us.
Demokrasi Indonesia Dalam Bahaya
Suatu artikel yang menarik. Saya sendiripun punya pendapat sendiri soal pencapresan Prabowo yang mana bisa dibaca lewat link di bawah ini:
http://ruang-apresiasi.blogspot.com/2014/06/prabowo-bisa-jadi-pahlawan-kalau-tidak.html
Seven questions for Thailand’s military
Tomorrow General Prayuth’s junta will be its one-month putsch anniversary. I suggest General Prayuth and his generals celebrate by making a solid conciliatory gesture: the release of social activist and anti-coup protest leader Sombat Boonngam-anong from detention. Yes Sombat was/is a Red leader but his campaign was non-violent and his cause was democracy, not Thaksin.
In Sombat’s place, the junta should detain Chalerm Yubamrung and sons instead … indefinitely.
And General Prayuth should start making public pronouncements what his coup had or had not yet accomplished to-date.
And more importantly, General Prayuth by this time should have a firm definite irrevocable time plan on when his junta will withdraw, and, when the new democratic elections are to be held. Next six months, ok?
A lesson for researchers
I can’t comment on the motivations for Carey, and while it is fair enough to argue that Hashim Djokohadikusumu is not Prabowo, Hashim has been involved in some business deals and connected, albeit remotely to some scandals. Jakarta is more like Medici Florence in that nasty things happen: http://www.scmp.com/article/626113/expert-witness-java-artefacts-theft-case-found-dead
Demokrasi Indonesia Dalam Bahaya
please forgive Uuut, he/she is just a consumer of Chauvinism,Blind Nationalism, and Fanatical Religion Doctrin. Product that sold by Prabowo Faction’s campaign team.
Seven questions for Thailand’s military
Dear notdisappointed
Who’s broadcasting propagandas right at this very moment. Are they not the very same gangs who conspired and were benefited from the 2007 coup. Who took away ITV that generated 900 million baht to national revenue and replace it with Thai PBS who cost the national income 2 billion baht on yearly basis.
The real truth in Thailand is the better-off Bangkokian and other upper-middle class urban people can not stomuch the fact that they do not own the country. They could enjoy 70% of national revenue and 1/3 of energy supply but they can’t win a national election. This is a bunch who do not understand that politic is about pitching, selling and delivering since they’ve gained everything without having to ask for.
Election might not be everything in democracy but the worse-off, unaccounted and marginalized have nothing else but our vote.
Demokrasi Indonesia Dalam Bahaya
I think this very long writing leads to nonsense.. ketakutan media yang gagalnya produk ‘jokowi’ mereka. Media nasional yang berfikir bisa mengatur suatu bangsa menunjukkan kita adalah bangsa yang lemah. Gampang ikut2an, tidak punya rasional. Media yang takut itu merupakan media yang kebablasan. Kenapa harus takut kalau tidak membuat kesalahan? Sudah saatnya bangsa indonesia Maju dan tidak dipermainkan oleh media nasional yang konyol dgn masterplannya.
Demokrasi Indonesia Dalam Bahaya
Kalau saja Tuan Aspinall mengikuti berita Penyerangan terhadap Civitas Akademik UII oleh ‘relawan’ salah satu capres, mungkin akan lain cara pandangnya.
Jangan lupa, ‘junjungan kita’ dalam demokrasi tidak selalu sesempurna yang kita duga. Lihatlah gambaran sederhana dalam video Wealth Inequality in America atau American Winter.
Siapa juga sih yang ‘sudah’ lupa bahwa 2016 ‘mendatang’ bisa jadi trah “Clinton” dan “Bush” lagi yang akan maju dalam pesta demokrasi di negeri ‘junjungan kita’ tersebut.
Demokrasi Indonesia Dalam Bahaya
Demokrasi apa liberalisasi yang dimaksud oleh penulis ya? Apa yang salah dengan sistem semi demokrasi di Singapura? Terbukti dengan sistem tersebut Singapura sangat efisien dalam menentukan kebijakan publik dan eksekusinya. Betul bahwa luasan Singapura tidak seluas Indonesia sehingga kompleksitasnya berbeda, namun patut dicermati bagaimana kompleksitas Singapura di mata dunua sebagai “economic hub” di ASEAN. Tentunya ini memberikan kompleksitas tersendiri yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Dan semi demokrasi (kata penulis di atas) toh tidak lantas kita menjadi bisa memandang remeh mereka.
Demokrasi dalam pandangan saya dapat dikatakan berhasil apabila masyarakat sebagai “pemangku hak” demokrasi tersebut menjalankannya dengan penuh tanggung jawab. Sayangnya kata tanggung jawab ini seringkali sejalan dengan kata “maturitas” yang merupakan fungsi dari pendidikan. Coba kita nilai sendiri tingkat “keterdidikan” atau tingkat “peradaban” bangsa kita saat ini yang memiliki Mall terbanyak di dunia namun untuk berdisiplin di lampu merah saja sulitnya setengah mati. Setelah itu korelasikan tingkat “keterdidikan” tersebut kepada kemampuan mengemban “tanggung jawab” tersebut, dimana tanggung jawab ini adalah syarat penting agar demokrasi dapat berkualitas.
Thorns of the Thai rose
Im thai and i grown up in thailand. All my families there so i know the situation in thailand well. My english husband still going to thailand with me as he know well that nothing dangerous over there.
Thorns of the Thai rose
The way of thai rose she’s speak in her video is herrible languages you guys dont understand because when she interview in english she speak very politely languages but for me and other thai we do know how she speak. It’s bloody rude so better for her to shut up!
Demokrasi Indonesia Dalam Bahaya
Except that the “macan” will only prey on its own people, not other countries.
Look on how tough he was when facing the Singaporean PM: http://www.rimanews.com/sites/default/files/imagecache/article/BOWO%20LEE_10.jpg
Demokrasi Indonesia Dalam Bahaya
You don’t know what you’re talking about, because you can’t understand the article! You’re just angry that people don’t support PS! Go thee to a monastery and educate thyself! Sanctimonious prig!
Demokrasi Indonesia Dalam Bahaya
Menurut pendapat saya, pertama penulis memilih data yang dia ingin tulis. Penulis lupa bahwa Prabowo DIUSIR dari istana oleh Soeharto dan dipisahkan dari istri n anaknya karena dianggap terlalu dekat dengan Amin Rais dkk ketika itu di kubu lawan Soeharto, Prabowo justru dianggap sebagai orang yang menghancurkan Soeharto. Jadi sebenarnya saya melihat posisi Prabowo waktu itu (1998) adalah dihimpit dari 2 sisi, tidak ada ruang bernafas disisi dimanapun. Kedua, saya sendiri tadinya percaya membaca bombardir media bahwa Prabowo garang, galak dll; tetapi apa yang saya saksikan di mana-mana, termasuk di debat capres-cawapres adalah justru yang sebaliknya; bahwa yang “garang dan suka menyerang adalah justru kubu Jokowi-JK. Prabowo justru memperlihatkan bahwa dia adalah orang yang pemaaf, tidak suka menyerang, santun, dan tidak membalas pancingan serangan. Prabowo justru memperlihatkan bahwa dia bahkan “mampu” menyetujui paparan “lawan”nya. Ketiga, referensi yang dipakai penulis adalah dari luar negeri yang meskipun dari dunia akademik, bisa saja memilih data yang mereka inginkan saja untuk mendukung pendapat politik mereka (yang posisi dan purpose nya menulis untuk kita sebagai orang Indonesia tidak kita ketahui!). Selanjutnya, Prabowo memang sudah istimewa sejak di AKABRI. Kalau tidak istimewa, tidak akan mmenjadi menantu Soeharto pada saat itu. Demikian komentar saya. Mohon maaf kalau kurang berkenan.
Demokrasi Indonesia Dalam Bahaya
UUt opinion also lead by fear, you afraid that indonesian cannot be macan asia without prabowo..
Demokrasi Indonesia Dalam Bahaya
I like this article, open my eyes and give me some education. So i can choose my candidate for president.
Thorns of the Thai rose
And Thailand has a vast majority of the people throughout the world who are in prison for it.
Demokrasi Indonesia Dalam Bahaya
Uuut..ut.. pilih yg 100% produk reformasi ya ada lho. Prabowo gak ada prestasinya gitu kok dipilih. Buka2an tentang kasus2nya aja gak berani.
Demokrasi Indonesia Dalam Bahaya
Lol so much nonsense. Indonesia a Tiger?
If you don’t work with other countries, you will never be something big. Yokowi is the only educated vote!
Thorns of the Thai rose
Thais Should be Thankful For their Institutions
See what’s going on in Iraq? That could easily have been Thailand were it not for Thailand’s independent and very strong institutions – from the Monarchy to the Royal Thai Army.
Don’t just protect these institutions, look for ways to strengthen and expand them. Thailand’s survival, and our individual livelihoods literally depend on it. Take stock of what is happening in Ukraine, Iraq, and Syria where weakness and social divisions have been exploited by foreign interests, devastating the lives of millions and jeopardizing their nations’ futures.
Do not take for granted the unity and strength Thailand has used to thwart a similar fate from unfolding within its borders
Demokrasi Indonesia Dalam Bahaya
I think this opinion lead by fearness of other country if indonesia become the leader of Asia. So Go Prabowo, make Indonesia ” macan Asia”. Don’ t let other country lead us.