Comments

  1. […] Indonesia belum lepas dari bahaya. Dalam beberapa posting sebelumnya (disini, disini dan disini), kami sudah berkesimpulan bahwa demokrasi Indonesia paska Suharto berada dalam bahaya […]

  2. […] Indonesia belum lepas dari bahaya. Dalam beberapa posting sebelumnya (disini, disini dan disini), kami sudah berkesimpulan bahwa demokrasi Indonesia paska Suharto berada […]

  3. […] ketidak sengajaan ataukah suatu skenario besar dari strategi pemenangan salah satu capres? baca disini tulisan edward aspinal profesor politik dari universitas di […]

  4. acehbaru says:

    perhitungan suara real count harus dikawal dengan ketat..

  5. Komentator says:

    Anda percaya pada lembaga QC yang memenangkan Jokowi, padahal tokoh/pemilik semua lembaga itu jelas menyatakan mendukung Jokowi? Anda tidak percaya dengan KPU, padahal proses KPU saat ini sangat transparan, dengan membuka hasil TPS yang 478.000 buah itu kepada publik? Coba, tanyakan pada lembaga QC yang anda banggakan itu, berani nggak, membuka data 2000-4000 TPS yang menjadi sample mereka, biar publik bisa menilai kebenaran data nya, serta pemilihan sample nya. Kalau Lembaga QC tidak mampu membuka itu, sebaiknya hasilnya tidak perlu anda anggap, kecuali anda termasuk orang yang gampang percaya tanpa data yang jelas.

  6. Bogem says:

    Siapa bilang iri “jelous” prestasi prabowo itu apa? Di AKABRI saja ngendog 1tahun. Kalau cpt naik pangkat mantunya Presiden coy.

  7. bimbi says:

    What the heck is he talking about?

  8. Saiful says:

    Tulisan ini kalau dibaca dgn teliti dan cermat menitipkan pesan kuat “demokrasi indonesia dlm bahaya” mereka maunya pesan itu tak boleh terputus.

  9. yano says:

    Prabowo pengecut memang. Banyak kebobrokan prabowo yang disembunyikan , dan banyak kepentingan pribadi dari partai-partai koalisinya. Tidak seharusnya Indonesia dipimpin oleh orang seperti itu.

  10. cetak brosur says:

    Yaa i do think so..

  11. NN says:

    Edyan iki sing gawe artikel. Jahate pol. Kurang ajar

  12. Rangga says:

    I read this as something that not make sense and overly made up to destroy a genuinely of nation patriot or public figure. The writers are paid to make a bleak situations in indonesia.

  13. teras larang says:

    Penulis terlalu berpihak ke Pasangan Capres 2. Coba bahas 8 lembaga “pendukung” QC Capres 2 itu. Integritas mereka juga patut “sangat” dipertanyakan juga. Kredibel tapi tidak berintegritas akan menyesatkan!

  14. tenus says:

    bro itu urusan Tuhan kenapa kita yg harus urusi dosa2 org lain??? urus diri aja bro….g usa pusing2…slm 2 jari!!

  15. Liam Gammon says:

    Again, I’m just dying to know who the hell you are.

  16. ki sugih says:

    presiden terpilih sekarang ini.bisakah menyelamatkan irian jaya papua dari cengkeraman amerika yang ingin mengeruk kekayaan bumi papua..kekayaan alam papua yg berupa emas trs dirampok oleh amerika lewat freeport nya…bumi papua suatu saat pasti hanya diwarisi limbah oleh amerika..bisakah presiden baru kita merebutnya.ato mungkin malah dijual ke pihak asing…

  17. yani says:

    @yayan: ngomong opo to mas

  18. Dewi says:

    ngeri dengan tindakan2*

  19. Dewi says:

    Wolopun saya pendukung jokowi, sebenarnya saya bukan tipe orang yang suka memaki capres oposisi atau melakukan black campaign.

    Tapi justru setelah pilpres berlangsung, saya mulai ngeri tindakan2 yang dilakukan prabowo kemudian. Mikir apa sih beliau.

  20. grammarnazi says:

    I’m literally crying right now.. due to your english though.. Gosh, is it so difficult to learn how to use proper grammar? Like seriously..